Sabtu, 26 November 2011

Diposting oleh Marsya Lovinia di 02.13 1 komentar
Dalam hidup, seringkali kita lebih banyak mendapatkan apa yang tidak kita inginkan. Dan ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, akhirnya kita tahu bahwa apa yang kita inginkan terkadang tidak dapat membuat hidup kita menjadi lebih bahagia.
Seandainya kita tidak mampu untuk mengutuskan secebis kesenangan kepada orang lain, berusahalah supaya kita tidak mengirimkan walau sezarah kesusahan kepada orang lain.
Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi sering kali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.

Rabu, 04 Mei 2011

Me n My Beloved Friends...^^

Diposting oleh Marsya Lovinia di 06.54 0 komentar
     Ini adalah fotoku bersama teman - teman SMP.Dari kiri ke kanan ( Dita, Hanung, Fika, dan aku). Kami  menamai persahabatan kami dengan nama Kejora. Sungguh ini merupakan moment yang spesial karena hampir 2 tahun setelah lulus SMP kami tidak bisa berkumpul bersama - sama untuk berbagi cerita karena alasan sekolah kami yang berbeda -beda. 
      Kami ber -4 menjalin persahabatan sejak duduk di bangku SMP. Saat bersekolah di SMP 5, tak terduga ternyata kami sekelas selama 3 tahun bertururut - turut. Hal itu tentunya membuat kami menjadi sangat akrab. Dalam apapun kami selalu bersama, baik itu dalam mengarjakan tugas - tugas / kelompok belajar.
        Yang berada di sebelahku adalah Fika. Saat ini dia bersekolah di suatu sekolah Farmasi di Semarang. Aku berteman dengan Fika sejak SD, jadi bisa dihitung, aku bersahabat dengan Fika sampai saat ini hampir 11 tahun. Memang dulu ketika SD aku selalu sekelas dengan Fika. Apalagi, ketika SMP 3 tahun duduk di 1 meja dengannya.. Wow....Apalagi rummah kami berada di 1 RW, namun sayangnya aku jarang sekali bertemu dengan Fika karena sekolah kami yang berbeda dan jam sekolah yang berbeda pula. Ketika aku pulang sekolah justru siangnya dia baru berangkat sekolah...:(
Ini adalah foto Dita dan Hanung.. Ya, mereka juga dulu selalu duduk besebelahan saat SMP. Menurutku mereka adalah teman - teman yang care dan loyal.Kami pernah berandai - andai jika bisa satu SMA. Namun hal itu tentunya tidak bisa tercapai. Aku di SMA 5, Fika di SMF Farmasi, Dita di SMA1, dan Hanung di SMK Gergaji..Tapi perbedaan sekolah tak memungkiri persahabatan kami menjadi renggang.. Justru kami sering berkomunikasi baik via sms ataupun melalui jejaring sosial.Hal ini membuat kami sangat dekat. 

Foto - foto ketika main di rumah Hanung:
Hanung, Fika, aku, dan Dita

Dita, aku, Fika

Kebersamaan membuat hidup ini lebih indah ^^


Semoga persahabatan kita tetap abadi.......
KEJORA ^^




Jumat, 04 Februari 2011

Cerpen " Hadiah yang Tak Tersampaikan"

Diposting oleh Marsya Lovinia di 05.17 0 komentar
                                                                                                                                                                                             
Hadiah yang Tak Tersampaikan
                Saat pelajaran kosong, Jesi melihat Sheila melamun sambil senyum – senyum sendiri. Entah apa yang sedang ia pikirkan. Hal itu membuat  Jesi  penasaran.
“Sheil, kamu sedang mikirin apa sih? Kok sepertinya sesuatu membuat hatimu berbunga – bunga?”tanya Jesi. ”Hehehehe… Kamu mau tau mengapa hari ini hatiku bahagia? Seseorang telah membuatku menjadi seperti ini, ia datang secara tiba – tiba tanpa terduga.”kata Sheila sambil makan lollipop.”Siapa? Ryan? Ardi?” Jesi menebak – nebak. “ Bukan… Kamu jangan ngasal deh.. Yang aku maksud adalah Richo. Dia adalah temanku semasa kecil. Semenjak pindah ke luar negeri aku tidak pernah berkomunikasi lagi dengan dia, ya bisa dibilang hampir lost contact. Tapi sebulan yang lalu ia menghubungiku dan mengatakan bahwa ia sudah kembali ke Indonesia. Kami mulai sms.an saling menanyakan kabar.” jelas Sheila. “ Wah iya, tidak terkira. Memang jodoh itu tidak ke mana – mana. Tapi sebenarnya kamu ada perasaan suka gak sih sama Richo?” tanya Jesi. “ Maksudmu?? Ya sih memang sejak dulu aku senang dengannya. Dari segi intelektual dia memang pintar, sopan , ya pokoknya secara keseluruhan dia sesuai dengan kriteriaku. Tapi sayangnya sudah 5 tahun kami belum pernah bertemu lagi. Belum ada kesempatan.” Wajah Sheila mulai memerah. Namun perbincangan mereka terhenti karena guru mapel selanjutnnya sudah masuk kelas.
Malam harinya Jesi berpikir bagaimana cara untuk membantu Sheila agar bisa bertemu dengan Richo. Kemudian muncul suatu ide, bulan ini akan ada  pensi. Jesi sudah membeli tiket, namun ternyata pada hari diadakannya pensi Jesi tidak bisa hadir karena ada acara lain. Sehingga timbul niat untuk memberikan tiket tersebut pada  Sheila agar dia  bisa bertemu dengan Richo.
Keesokan harinya,  Jesi mengusulkan ide tersebut pada Sheila. Ia pun senang dan mengucapkan terima kasih. Tapi hal yang ia khawatirkan apakah Richo mau menerima ajakannya dan bisa hadir pada pensi tersebut. Dua hari sebelum hari H akhirnya Richo memberikan konfirmasi bahwa ia dapat datang ke pensi tersebut. Tentunya hal ini membuat Sheila bahagia. “ Terima kasih Jesi, tapi sangat disayangkan kamu tidak bisa datang.” “ Ya tidak apa – apa. Yang penting kamu bisa bertemu Richo. Jangan lupa traktirannya  ya  jika kalian jadian.” kata Jesi sambil tersenyum lebar.
Pada Sabtu sore, Sheila menunggu Richo di dekat gerbang gedung sekolah. Sebelumnya mereka telah janjian. Waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 namun Richo belum nampak juga. Sheila mulai gelisah, tetapi ia berusaha untuk tenang. Setelah menunggu cukup lama, seseorang menepuk pundak Sheila dari belakang. Sheila kaget. Ia langsung membalikkan badan. Ia melihat sesosok cowok berperawakan tinggi dan ia tidak mengira bahwa cowok yang berdiri di hadapannya adalah Richo. Cowok itu menyapa Sheila “ Kamu Sheila kan? Masih ingatkah siapa aku?” “ Hm…. Kamu Richo ya? Wah banyak perubahan yang terjadi pada dirimu sampai – sampai aku hampir tak mengenalmu.” ucap Sheila dengan malu – malu . “ Tapi masih ganteng kan?” “ Ah dasar kamu kepedean.. “tukas Sheila. Sambil menunggu pensi dimulai, mereka berdua makan terlebih dahulu di restaurant favorit Sheila. Di sana mereka ngobrol dengan asyik walaupun awalnya mereka sempat diam – diaman karena bingung apa yang akan mereka bicarakan. Tak terasa hampir 1 jam waktu terlewatkan. Tetapi mereka masih bisa menyaksikan pensi tersebut. Walaupun pensi telah usai namun pengalaman Sheila bertemu dengan Richo tak terlupakan. Sheila selalu mengingat peristiwa itu. Hal itu ditunjukkan ketika keesokan harinya  Sheila menceritakan semuanya secara detail pada Jesi.
“ Jesi, kamu tahu ga?” kata Sheila dengan girang. “ Tahu apa sih? Kamu gag jelas ngomongnya sih.” Kata Jesi sambil tertawa. “ Kemarin hatiku berbunga – bunga sekali, bisa bertemu Richo. Kami ngobrol banyak. Dia juga meneceritakan pengalamannya selama tinggal di Jepang. Awalnya sih kami sempat diam – diaman soalnya masih malu – malu. Tapi tak apalah yang penting kami masih bisa ngobrol banyak.  “ Ya tak apa yang penting kalian masih saling berkomunikasi.” Sejak saat itu Sheila dan Richo selalu komunikasi. Hubungan mereka menjadi tak sekedar hubungan teman.
Dua bulan kemudian,…….
 Malam harinya Sheila menelpon Jesi. Jesi curiga,  pasti ada sesuatu yang telah terjadi. Dan ternyata benar, Sheila mengatakan bahwa Richo baru saja menembaknya. Tentu, hatinya sangat senang seperti ingin meledak saja. Dan Jesi berharap semoga hubungan mereka dapat awet.
Namun ternyata kenyataan tak sesuai dengan apa yang diharapkan. Setelah berjalan selama 10 bulan, hubungan mereka kandas di tengah jalan. Pada malam harinya, Sheila menelpon Jesi. Ia sempat menjerit histeris pertanda frustrasi dan tak percaya. Dan rangkaian kata – kata yang ia ucapkan terapatah – patah disertai dengan isakan tangis yang pilu. Jesi mulai panik. ”Apa yang telah terjadi padamu?” “ Jesi…… Richo memutuskanku.. Aku tak tahu mengapa ia tega melakukan hal ini padaku. Ia juga tak menjelaskan apa alasan ia tega memutuskanku begitu saja. Apa yang harus aku lakukan sekarang?” kata Sheila sambil menangis. “  “ Coba kamu sms dia lagi, tanyakan alasannya.” Kata Jesi. Tapi sepertinya Sheila tidak mempunyai niat untuk bertanya seperti itu lagi pada Richo. Kemudian timbul niat Jesi untuk mengirim message pada Richo tapi tak ada balasan. Yah mungkin harus berakhir dengan tidak jelas seperti ini.
Tapi sesuatu ter jadi setelah 3 bulan Sheila dan Richo tak berkomunikasi lagi. Sheila penasaran ada orang yang sering menelponnya dan mengirimkan bunga dengan identitas Vian. Tetapi yang membuat Sheila curiga adalah suara dan cara berbicaranya mirip dengan Richo. Kadang – kadang ia juga sering melihat ada sepucuk surat di kotak pos di rumahnya. Dari surat itu Sheila bisa menebak itu adalah Richo walaupun Richo menggunakan penyamaran. Hal ini terjadi selama 3 bulan. Namun hal yang mengejutkan adalah surat terakhir yang dikirim oleh ‘Richo”. Melalui surat itu, Richo mengakui bahwa yang selama ini mengirimi bunga dan sebagainya adalah dirinya. Setelah Richo introspeksi diri ia mengakui bahwa selama bersama Sheila ia adalah sosok yang kaku dan dingin. Namun ia mengakui bahwa sekarang ia telah berubah. Ternyata hal ini yang mendasari putusnya hubungan Richo dan Sheila. Dalam surat tersebut ada kata – kata yang sebenarnya mengandung makna Richo akan mengajak Sheila balikan lagi. Selain itu Richo juga mengajak Sheila nonton film. Ia akan menjemput Sheila nanti sore  pukul 18.30. Tentunya Sheila tak bisa menolak. Namun saat sudah siap, hati Sheila sangat gelisah. Ia mempunyai firasat yang tidak enak.Jam sudah menunjukkan pukul 19.00 tetapi Richo tak kujung datang. Muncul pemikiran negative dari Sheila bahwa Richo hanya mempermainkannya saja. Tapi ia berusaha untuk tenang. 1 Jam telah berlalu, Richo tak kunjung datang. Kemudian timbul niat Sheila untuk menelponnya, namun yang menganggetkan yang menerima adalah mama Richo. Dari pembicaraan tersebut mama Richo menangis sambil mengatakan bahwa Richo mengalami kecelakaan yang menewaskannya. Hal ini membuat Sheila kaget seperti disambar petir. Tetes air mata mulai membasahi pipinya dengan deras. Ia menelpon dan mengajak Jesi ke rumah sakit untuk melihat Richo untuk terakhir kalinya. Saat sampai di sana tangis Sheila semakin menjadi – jadi. Ia hampir saja pingsan. Dan di saat yang sama mama Richo memberikan sebuah bingkisan spesial dari Richo yang seharusnya dibawa oleh Richo pada Sheila tadi sore. Dengan tangan gemetar Sheila membuka bingkisan tersebut. Ia melihat jam dinding dengan background foto Sheila dan Richo dulu. Di balik jam tersebut terselip  juga sepucuk surat yang mengatakan Selamat Ulang Tahun Sheila. Tak disangka,ternyata Richo masih ingat kapan ulang tahun Sheila. Sheila juga tak menyangka bahwa hari ini adalah hari  yang special baginya. Kemudian dengan perlahan Sheila menatap langit yang bertaburkan bintang, sambil berkata, “ Richo, semoga kamu bahagia di sana. Aku yakin pasti suatu kali kita dapat bertemu lagi.”

Rabu, 22 September 2010

Lyric The Gift of A Friend

Diposting oleh Marsya Lovinia di 08.01 0 komentar
Sometimes you think you'll be fine by yourself
'Cause a dream is a wish that you make all alone
It's easy to feel like you don't need help
But it's harder to walk on your own

You'll change inside when you realize

The world comes to life and everything's bright
From beginning to end when you have a friend by your side
That helps you to find the beauty you are
When you open your heart and believe in the gift of a friend
The gift of a friend

Someone who knows when you're lost and you're scared
And they're through the highs and the lows
Someone you can count on, someone who cares
Beside you wherever you'll go

You'll change inside when you realize

The world comes to life and everything's right
From beginning to end when you have a friend by your side
That helps you to find the beauty you are
When you open your heart and believe in the gift of a friend

And when your hope crashes down
Shattering to the ground you, you feel all alone
When you don't know which way to go
And there's no signs leading you home, you're not alone

The world comes to life and everything's bright
From beginning to end when you have a friend by your side
That helps you to find the beauty you are
When you open your heart and believe in
When you believe in, when you believe in the gift of a friend
 

Marsya Lovinia ^^ Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal